Rabu, 02 Maret 2011

Pengenalan jaringan komputer

Latar Belakang
- Pada masa mainframe berkembang, semua komputasi terpusat pada
satu mesin besar yang di dalamnya terkonfigurasi banyak prosesor dan
memory yang besar dengan mekanisme sharing memory dan sharing
prosesor.
- Dari mainframe tersebut terhubung beberapa terminal yang hanya
berfungsi sebagai input dan output. Tidak ada prosesing pada terminal
tersebut. Ini yang disebut dumb terminal
- Sejalan dengan berkembangan teknologi chip, perkembangan komputer
pun berubah. Muncullah Personal Computer (PC) yang mampu
melakukan operasi di komputer itu sendiri tanpa membutuhkan komputer
lain.
- Dari PC, selain aplikasi desktop yang ada, kemudian berkembang
kebutuhan untuk mengembangkan berbagai aplikasi yang dapat
menghubungkan para pemakai dari PC tersebut.
Pengertian
- Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer autonomous berjumlah
banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam
melaksanakan tugasnya.
- Dua buah komputer dapat dikatakan terinterkoneksi jika keduanya dapat
saling bertukar informasi.
Manfaat Jaringan Komputer
- Resource sharing: Dapat Saling bagi dan dapat bertukar data antar
sistem

- Menghemat uang: Dapat saling bagi pemakaian resources yang mahal
- Reliabilitas tinggi: dapat memiliki sumber-sumber alternatif persediaan
- Skalabilitas, memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja sistem
secara berangsur-angsur sesuai dengan beban pekerjaan dengan
hanya menambah sejumlah prosesor.
- Medium komunikasi, mampu menjadi media komunikasi antar personal
yang terlibat dalam satu sistem yang menggunakan jaringan komputer
Klasifikasi Jaringan Komputer
Menurut Andrew S. Tanembaum, jaringan komputer diklasifikasikan dalam
kelompok teknologi transmisi sebagai berikut
- jaringan broadcasting
memiliki saluran komunikasi tunggal yang dipakai bersama-sama oleh
semua mesin yang ada pada jaringan.
Pesan berukuran kecil, yang disebut paket, yang dikirim satu mesin dan
diterima mesin lainnya.
Dalam tiap paket tersimpan beberapa informasi, antara lain alamat
pengirim, alamat yang dituju, ukuran dan pesan itu sendiri.
Beberapa bentuk operasinya :
● unicasting, satu mesin mengirim paket yang ditujukan pada satu
mesin khusus, sedangkan mesin lain tidak akan memproses paket
tersebut, walaupun ikut ‘mendengar ’
● broadcasting, paket dialamatkan ke semua tujuan dengan
memberikan tanda khusus pada alamat yang dituju.
● multicasting, paket dialamatkan pada suatu subset mesin.

- jaringan point-to-point
terdiri dari beberapa koneksi pasangan individu dari mesin-mesin.
Sebagai pegangan umum, jaringan yang lebih kecil dan
terlokalisasi secara geografis cenderung menggunakan
broadcasting, sedangkan jaringan yang lebih besar
umumnya menggunakan point-to-point.

Local Area Network (LAN)
Jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang
berukuran sampai beberapa kilometer. LAN dapat dibedakan dari jenis
jaringan lainnya berdasar tiga karakteristik :Media transmisi, protokol dan
topologi.
Contoh teknologi LAN : Ethernet (IEEE 802.3) dan Token Ring (IEEE
802.5)
Metropolitas Area Network (MAN)
- merupakan versi LAN yang lebih besar dan biasanya memakai teknologi
yang sama dengan LAN
- standardisasi IEEE 802.6, yang dikenal dengan nama DQDB (Distributed
Queue Dual Bus)
- MAN dioptimasikan untuk area geografis yang lebih luas daripada LAN.
MAN biasanya dimiliki dan dioperasikan oleh satu organisasi sebagai
fasilitas publik, namun digunakan oleh individu atau organisasi lainnya.
- MAN memiliki tingkat error dan delay yang lebih tinggi daripada LAN.

A metropolitan area network based on cable TV.
Wide Area Network (WAN)
- WAN terdiri dari, selain media transmisi, terdapat sejumlah switching
node (router) yang saling terkoneksi

- Jika dalam komunikasi router A ke router E melalui perantara router lain,
maka paket akan diterima oleh router perantara dalam keadaan lengkap,
disimpan sampai saluran output menjadi bebas, dan kemudian baru
diteruskan.
- Subnet seperti ini menggunakan prinsip point-to-point, store-andforward,
atau packet-swicted.
- Kemungkinan WAN lainnya menggunakan satelit atau sistem radio.
- Organisasi pendukung WAN yang menggunakan Internet Protokol (IP)
disebut Network Service Provide (NSP), dan inilah inti Internet.
- Dengan menghubungkan WAN milik NSP satu dengan yang lain
menggunakan Internet Packet Interchanges (IPI), suatu infrastruktur
komunikasi global terbentuk.
Jaringan Tanpa Kabel
- Dengan Wireless LAN seorang pemakai yang mobile dapat terkoneksi
ke LAN lewat koneksi tanpa kabel (radio). Standard IEEE 802.11
(http://www.ieee802.org) digunakan oleh para vendor untuk
mengembangkan device untuk mendukung Wireless LAN ini.
- Standarisasi ini menjelaskan dua cara modulasi untuk membangun
komunikasi antar peralatan. Kedua metode modulasi tersebut, yaitu
Direct-sequence spread spectrum (DSSS) dan frequency-hopping
spread spectrum (FHSS), menggunakan teknologi FSK (Frequencyshift
keying) dan memiliki spread spectrum 2.4 GHz.
- Ada empat macam tipe jaringan tanpa kabel, mulai dari murah dan
lambat sampai dengan mahal dan cepat :
A
E

- Bluetooth (http://www.bluetooth.com), adalah spefikasi industri
komputasi dan telekomunikasi yang menjelaskan bagaimana
telepon bergerak, komputer dan personal digital assistant (PDA)
dapat dengan mudah terinterkoneksi satu dengan lainnya dan juga
dapat terinterkoneksi dengan telepon dan komputer dengan
koneksi tanpa kabel. Bluetooth membutuhkan chip tranceiver pada
tiap peralatannya. Transceiver mengirim dan menerima pada band
frekuensi 2.45 GHz. Bluetooth menyediakan 3 saluran suara dan 1
saluran data. Setiap device memiliki alamat 48-bit sesuai dengan
standard IEEE 802. Maksimum jarak adalah 10 meter, dan memiliki
kecepatan pertukaran data 1 Mbps (bit per second).
- IrDA (Infrared Data Association) (http://www.irda.org/), adalah
standard device untuk berkomunikasi dengan lainnya
menggunakan pulsa cahaya infrared. IrDA mampu memberikan
kecepatan transmisi data mencapai 4 Mbps dengan maksimum
ukuran data 2048 byte. IrDa ada kelemahan, yaitu kurang fleksibel,
karena dua device yang menggunakan IrDA harus memperhatikan
arah pasangannya.
- HomeRF (SWAP) (http://www.homerf.com/), HomeRF (Home
Radio Frequency) adalah jaringan tanpa kabel untuk rumah/bisnis
kecil standard yang dikembangkan oleh Proxim Inc. yang
menggabungkan antara Digital Enhanced Cordless
Telecommunications (DECT) standarisasi telepon portabel dengan
802.11b. HomeRF menggunakan FHSS dengan kecepatan
mencapai 1.6 Mbps dan menjangkau area 150 ft, jadi sangat cocok
untuk jaringan dalam suatu rumah. HomeRF dirancang untuk dapat
berada dalam satu lokasi dengan jaringan wireless lain dan dapat
bertahan dengan suatu interferensi (misal dari microwave).
- WECA (Wi-Fi) (http://www.weca.net/), merupakan standard yang
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan jaringan tanpa kabel
dunia usaha yang areanya lebih luas dan membutuhkan bandwidth
yang lebih besar daripada HomeRF. Wi-Fi menerapkan mekanisme
DSSS dan dikatakan memenuhi standarisasi IEEE 802.11b. Wi-Fi
menyediakan bandwidth mencapai 11 Mbps. Setiap device yang
kompatibel dengan standard Wi-Fi diberikan suatu logo

- Dengan menggunakan Wireless LAN PCMCIA (Personal Computer
Memory Card Industry Association) memungkinkan sebuah laptop
terhubung ke LAN dengan wireless LAN.
VPN (Virtual Private Network)
- Adalah suatu jaringan private yang menggunakan infrastruktur jaringan
komunikasi public dengan menggunakan tunneling protocol dan
prosedur sekuriti.
- VPN saat ini banyak digunakan untuk diterapkan pada jaringan extranet
ataupun intranet.
- VPN mendukung paling tidak 3 mode pemakaian :
● koneksi client untuk akses jarak jauh
● LAN-to-LAN internetworking

● Pengontrolan akses dalam suatu intranet
- Oleh karena infrastruktur VPN menggunakan infrastruktur
telekomunikasi umum, maka dalam VPN harus menyediakan beberapa
komponen, antara lain :
• Konfigurasi, harus mendukung skalabilitas platform yang digunakan,
mulai dari konfigurasi untuk kantor kecil sampai tingkat enterprise.
• Keamanan, antara lain dengan tunneling (pembungkusan paket
data), enkripsi, autentikasi paket, autentikasi pemakai dan kontrol
akses
• Layanan-layanan VPN, antara lain fungsi Quality of Services (QoS),
layanan routing VPN yang menggunakan BGP, OSPF dan EIGRP
• Peralatan, antara lain Firewall, pendeteksi pengganggu, dan
auditing keamanan
• Manajemen, untuk memonitor jaringan VPN
Gambaran Hubungan Jaringan Lokal dengan Jaringan Global
(Internet)

Lapisan LAN
Berdasar pemrosesan data yang harus didukung dalam suatu organisasi,
dapat dikelompokkan perlengkapan LAN dalam 3 kategori :
- PC dan workstation, banyak ditemukan pada departemental
- Server, digunakan dalam satu departemen dan digunakan atau dishare
oleh beberapa user
- Mainframe, untuk database dan aplikasi yang komplek, mainframe tetap
dibutuhkan.
Standarisasi Jaringan
● Dalam industri bidang jaringan komputer, terdapat banyak sekali vendor
hardware maupun software yang saling bersaing untuk mendapatkan
pangsa pasarnya melalui produk-produk yang ditawarkan.
● Kondisi ini menjadikan beberapa produk atau teknologi yang dikeluarkan
antara satu dengan lainnya tidak dapat saling digabungkan atau tidak
standard.
● Untuk itu perlu adanya suatu badan atau organisasi yang melakukan
standarisasi teknologi jaringan komputer.
Lapis 1: Mainframe
dan superkomputer
Lapis 2: Backbone LAN
Lapis 3: LAN
Workstation Cluster
Server

● Berikut beberapa organisasi yang dapat kita ketahui berperan dalam hal
standarisasi di dunia telekomunikasi dan jaringan komputer.
A. Organisasi Standarisasi untuk telekomunikasi
● ITU (International Telecommunication Union), berperan sebagai
organisasi yang menstandarisasi telepon. Dibentuk pada tahun 1865
oleh beberapa negara Eropa, dimana pada saat itu berperan untuk
standarisasi kode morse atau telegraf.
ITU memiliki 3 layanan pokok :
1.Radiocommunication sector (ITU-R)
2.Telecommunications Standardization Sector (ITU-T). Dari tahun 1956
- 1993, ITU-T dikenal dengan nama CCITT (Comite Consultatif
International Telegraphique et Telephonique). Salah satu yang sudah
distandarisasi adalah X.25.
3.Development Sector (ITU-D).
B. Organisasi Standarisasi Internasional
● Berbagai standard internasional dihasilkan oleh ISO (International
Standards Organization), sebuah organisasi yang dibentuk tahun 1946.
Anggota dari organisasi ini antara lain ANSI (US), BSI (Inggris), AFNOR
(Peranci), DIN (Jerman), dan masih banyak lainnya kurang lebih 85
anggota.
● Organisasi lain yang turut bermain dalam standarisasi dunia adalah IEEE
(Institute of Electrical and Electronics Engineers). Sudah banyak
standard yang dihasilkan, antara lain IEEE 802 untuk teknologi LAN,
dimana teknologi ini juga di dukung dengan standarisasi IDO 8802.
C. Organisasi Standarisasi untuk Internet
● Untuk standarisasi Internet, memiliki mekanisme tersendiri yang berbeda
dengan ITU-T ataupun ISO. Mekanisme ini dibentuk pada awalnya dari
sebuah komite informal yang dibentuk oleh DoD setelah ARPANET
terbentuk yang disebut dengan IAB (Internet Activities Board).

● Pada komite inilah menampung semua ide atau pemikiran yang secara
terbuka didiskusikan. Para anggota komite informal ini saling
mempublikasikan technical report yang disebut RFC (Request for
Comments). RFC disimpan secara on-line, sehingga siapapun dapat
mengakses dan memberikan komentar. Setiap RFC yang masuk
diberikan suatu nomor urut.
● Pada tahun 1989, oleh karena Internet terus bertumbuh, maka diperlukan
suatu badan organisasi yang formal, maka IAB direorganisasi kembali
menjadi IRTF (Internet Research Task Force) dan juga dengan IETF
(Internet Engineering Task Force).

(http://onlinesoftskills.files.wordpress.com/2011/03/jarkom1.pdf)

Selasa, 01 Maret 2011

Konsep Subnetting dan Implementasinya

Kali ini kita akan membahas sedikit mengenai subnetting. Dengan subnetting, kita dapat menentukan jumlah host yang akan digunakan di dalam jaringan. Apa manfaat menentukan banyaknya host di dalam suatu jaringan? Banyak, salah satunya adalah mengefisiensikan penggunaan resource yang digunakan untuk membroadcast ke jaringan. Bila kita hanya punya 10 host, tapi subnetmask kita tidak kita set untuk hanya 10 host, maka paket data yang masuk ke jaringan akan dibroadcast ke seluruh alamat IP (host), walaupun host itu pada kenyataannya tidak pernah ada. Oleh karena itu, maka kita perlu menggunakan subnetting untuk mengefisiensikan penggunaan bandwitdh jaringan. Bagaimana cara memecah network menjadi subnetwork? Salah satunya menggunakan subnetmask. Pada artikel ini, kita akan menggunakan IP v4 class C untuk contohnya. Untuk memulai, mari kita buktikan nilai default dari IP Class C. Untuk Class C bila tidak dibuat subnet, maka default subnetmasknya adalah 255.255.255.0 dan jumlah maksimal host/clientnya adalah 254 host. Mari kita buktikan dengan menghitungnya.
Misal sebuah network dengan alamat 192.168.0.0/24. Berapa subnetmasknya? Subnet dapat dilihat dari angka /24 berarti subnetnya adalah 24 bit. Karena alamat IP v.4 merupakan 32 bit dan dibagi menjadi 4 (setiap 8 bit dipisah menggunakan titik), jadi subnetnya adalah 255.255.255.0. Kok bisa? Mari kita sok tahu dikit.
IP = 32 bit = X.X.X.X
Setiap X mewakili 8 bit, bit = binary = nilai 0 atau 1
/24 berarti bit yang bernilai 1 ada 24 buah, ditulis dari kiri ke kanan
/24 = 11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0
NB: pada kenyataannya, /xx atau disebut prefix tidak pernah dituliskan saat kita mengonfigurasi IP untuk komputer. Karena komputer sudah dapat menentukan prefix secara otomatis menggunakan subnetmask. Misal, kita akan mengeset IP untuk client/host pada network 192.168.0.0/24, maka yang perlu kita lakukan adalah menentukan alamat IP untuk host (192.168.0.1 – 192.168.0.254), subnetmask default (255.255.255.0), dan alamat default gateway serta alamat DNS servernya saja. Kita tidak perlu menuliskan IP 192.168.0.x/24.
Kembali ke pokok bahasan, setelah diketahui subnet masknya, kita dapat menghitung jumlah hostnya dengan cara:
Jumlah Host = 2n – 2
Kenapa dikurangi 2? Karena digunakan untuk alamat network (biasanya host ke-0, untuk contoh ini maka alamat network = 192.168.0.0) dan alamat broadcast (biasanya host terakhir, untuk contoh ini maka alamat broadcast = 192.168.0.255). Berapa nilai n? n = banyaknya angka 0 pada subnetmask (angka 0 dihitung pada nilai binary bukan desimal). Pada contoh di atas, berarti n = 8. Jadi jumlah host adalah 28 – 2 = 256 – 2 = 254 host.
Jadi jaringan dengan subnetmask 255.255.255.0 mempunyai jumlah host sebanyak 254 host. Pada tahap ini, terbukti bahwa IP class C bila tidak disubnet, maka akan mempunyai jumlah host sebanyak 254 host. Lalu bagaimana bila ternyata hanya terdapat 10 host saja? Seperti pernyataan yang terdapat di paragraf pertama, akan terjadi banyak sekali pemborosan. Di sinilah kegunaan subnetting.
Bila kita hanya mempunyai 10 host, maka kita dapat menggunakan subnetmask 255.255.255.240 untuk mengefisiensikan jaringan kita. Bagaimana cara mengetahuinya? Mari kita bersama-sama menghitungnya.
Jumlah Host = 2n – 2
10 <= 2n – 2
n = 4, diperoleh dari 2n – 2 yang mendekati 10
n mewakili host portion pada subnetmask. Karena host portion yang dipakai hanya 4, maka sisanya (4 bit) akan dipakai sebagai subnet portion. Seperti yang telah kita ketahui, n merupakan jumlah angka 0 dari subnetmask, dihitung/ditulis dari kanan. Dengan demikian, subnetmask subnetwork yang baru adalah 255.255.255.11110000 = 255.255.255.240.
NB: subnetmask dibagi menjadi 2 bagian, yaitu subnet portion (diwakili dengan angka 1 pada nilai binary) dan host portion (diwakili dengan angka 0 pada nilai binary). Untuk IP class C, nilai default subnet portionnya adalah 24 bit, dan host portionnya adalah 8 bit.
Dengan subnetmask 255.255.255.240, berapakah jumlah host maksimal dan berapa jumlah subnet yang dapat dibuat? Untuk menghitung jumlah host, digunakan rumus 2n – 2, n kecil mewakili jumlah angka 0 pada host portion. Sedang untuk menghitung jumlah subnet, kita dapat menggunakan rumus 2N – 2 (menurut cisco), N mewakili jumlah angka 1 pada host portion.
NB: untuk mencari jumlah subnet, ada yang menggunakan rumus 2N saja tanpa dikurangi 2. Hanya cisco yang mengurangkan dengan dua, karena secara default router cisco tidak menggunakan subnet ke-0 (kalau gak salah istilahnya “no ip zero subnet”) dan subnet yang terakhir digunakan untuk cadangan. Aku kurang paham tentang masalah ini.
Untuk contoh ini, maka klasifikasi jaringan yang baru adalah
Jumlah host/subnet = 2n – 2 = 24 – 2 = 14 host
Jumlah subnet = 2N – 2 = 24 – 2 = 14 subnet
Setelah kita menggunakan subnetmask 255.255.255.240, maka jaringan kita telah terbagi menjadi 14 subnet dengan jumlah maksimal host per subnet adalah 14 host. Lha kan Cuma ada 10 host doang? Ya gak papalah, memboroskan bandwidth untuk 4 host, masih lebih irit bila dibandingkan dengan 244 host, kan? Betul gak sih?
Klasifikasi jaringan 192.168.0.0/28
Subnet #0 (defaultnya tidak digunakan pada router cisco)
Alamat network = 192.168.0.0/28
Alamat host = 192.168.0.1/28 – 192.168.0.14/28
Alamat broadcast = 192.168.0.15/28
Subnet #1
Alamat network = 192.168.0.16/28
Alamat host = 192.168.0.17/28 – 192.168.0.30/28
Alamat broadcast = 192.168.0.31/28
Dan seterusnya…
NB: prefik /28 diperoleh dari default value (24) ditambah dengan jumlah host portion yang digunakan untuk subnet portion (4)
(http://dhoniedasta.wordpress.com/2009/04/15/konsep-subnetting-dan-implementasinya/)